GREATINFOKINI.COM - Politisi PAN Mustofa Nahrawardaya atau akrab disapa Nahra mengaitkan tewasnya Kepala BIN Papua Brigjen I Gusti Putu Dan...
GREATINFOKINI.COM - Politisi PAN Mustofa Nahrawardaya atau akrab disapa Nahra mengaitkan tewasnya Kepala BIN Papua Brigjen I Gusti Putu Danny Nugraha Karya dengan penangkapan Munarman oleh Densus 88 dua hari setelahnya.
Kepala BIN Papua diketahui tewas usai ditembak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dua hari sebelum Munarman ditangkap Densus 88 di Tangerang Selatan pada Selasa, 27 April 2021.
Melihat fenomena tersebut, Nahra mengaku heran dan kaget akhir-akhir ini dengan manuver yang dilakukan Polri.
Usai mendengar kabar bahwa Kepala BIN Papua meninggal, pada awalnya Nahra mengira Polri akan mengirimkan Densus 88 untuk menyerbu Papua.
"Saya sangat kaget akhir-akhir ini, kemarin Kepala BIN Papua meninggal," kata Nahra seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube tvOneNews, Rabu, 28 April 2021.
"Begitu dia meninggal, saya pikir Densus 88 akan langsung serbu Papua," kata Nahra menambahkan.
Ternyata setelah mendengar berita, Nahra mengaku tak habis pikir karena Densus 88 malah menyerbu kediaman Munarman dan Petamburan, bekas markas FPI.
Halaman:
Sumber: YouTube tvOneNews
"Lah kok sore tadi malah serbu kediaman Munarman dan Petamburan, saya kaget juga," ungkapnya.
Munarman diketahui ditangkap atas dugaan keterlibatan aksi terorisme yang terjadi beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan saat konferensi pers.
"Penangkapan terkait dengan dugaan keterlibatan saudara M, dengan aksi-aksi terorisme yang terjadi beberapa waktu lalu," ucap Ahmad.
Ahmad menyampaikan bahwa tim Densus 88 juga penggeledahan di rumah tersebut.
Selain itu, penggeledahan juga dilakukan di bangunan yang diduga kuat, eks markas FPI terdahulu di kawasan Petamburan, Jakarta.
Tim densus 88 menemukan sejumlah serbuk hingga cairan dalam botol. Diduga, serbuk dan cairan ini merupakan bahan peledak bom.
"Beberapa tabung isinya adalah serbuk yang dimasukkan dalam botol-botol," ucapnya.
"Yang serbuk tersebut mengandung Nitrap yang sangat tinggi jenis Acetone. Itu akan didalami penyidik," ucap Ahmad menambahkan.
Sementara cairan bahan peledak yang ditemukan, kata Ahmad, mirip dengan penemuan tim densus 88 beberapa waktu lalu di kawasan Condet, Jakarta dan Bekasi, Jawa Barat.
"Ada beberapa botol plastik yang berisi cairan TATP, merupakan aston untuk bahan peledak," ungkapnya.
"Mirip dengan yang ditemukan di Condet dan Bekasi beberapa waktu yang lalu," lanjutnya.
Beberapa barang yang diduga bahan peledak saat ini masih akan didalami oleh tim penyidik.
Ahmad menyampaikan, saat ini, eks Mantan Sekretaris FPI itu masih dalam proses pemeriksaan di kantor Polda Metro Jaya.***
S:PikiranRakyat-Bekasi