GREATINFOKINI.COM - Pakar hukum tata negara, Refly Harun, turut mengucapkan selamat kepada Rizieq yang telah menyelesaikan program S3 di U...
GREATINFOKINI.COM - Pakar hukum tata negara, Refly Harun, turut mengucapkan selamat kepada Rizieq yang telah menyelesaikan program S3 di Universitas Sains Islam Malaysia.
Dalam keterangannya, ia berharap dengan didapatkannya gelar PhD ini, Rizieq bisa memberikan lebih banyak kontribusi positif terhadap pembangunan bangsa.
"Saya melihat, sebenarnya Rizieq sudah bermimikri menjadi tokoh yang tidak hanya sekadar bisa berteriak-teriak di depan massa, tetapi juga tokoh intelektual yang mampu diterima dan mampu berbicara di kalangan intelektual," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun.
Ia lantas menyoroti sikap Rizieq saat mengadakan acara reuni daring 212 yang mengundang sejumlah tokoh penting dan intelektual.
Menurutnya, mantan Imam Besar FPI itu terlihat tidak demam panggung dan bisa menyampaikan materi tentang Revolusi Akhlak dengan baik di depan sejumlah tokoh tersebut.
Rizieq mampu berbicara tentang Revolusi Akhlak, dikaitkan dengan soal Pancasila.
Bagaimana Revolusi Akhlak itu merupakan perwujudan dari nilai-nilai Pancasila, yang merupakan landasan ideal kita bagi berbangsa dan bernegara," tutur Refly Harun menjelaskan.
Pakar hukum itu lantas menganggap tidak relevan jika ada pihak yang menyebut bahwa Rizieq adalah sosok yang anti terhadap nilai-nilai Pancasila.
Faktanya, kata Refly Harun, Rizieq justru berusaha untuk mengaitkan pengetahuan yang dimilikinya terhadap nilai-nilai Pancasila.
Halaman:
Sumber: YouTube Refly Harun
Dengan gelar PhD yang disandang oleh Rizieq ini, Refly Harun lantas menyayangkan jika sampai orang berpendidikan malah dipenjarakan.
"Apakah kita tidak sayang dengan orang-orang yang punya pendidikan, kemudian punya kemampuan, tentu bisa berkontribusi bagi bangsa dan negara."
"Tapi kita lebih memilih untuk memenjarakannya, dengan sebab dan alasan yang bukan kejahatan sesungguhnya, dengan sebab dan alasan yang remeh temeh, sepele," katanya memaparkan.
Padahal, ujar Refly Harun, banyak kasus lain yang lebih merusak kemanusian serta lebih parah, seperti penembakan terhadap enam laskar FPI.
"Tetapi energi kita justru habis untuk menyidangkan Rizieq, bukan menyidangkan kejahatan-kejahatan atau pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia sesungguhnya," tuturnya.***
S:PikiranRakyat-Depok