GREATINFOKINI.COM - Direktur Eksekutif Centre for Youth and Population Research (CYPR), Dedek Prayudi alias Uki menanggapi pembelaan anggot...
GREATINFOKINI.COM - Direktur Eksekutif Centre for Youth and Population Research (CYPR), Dedek Prayudi alias Uki menanggapi pembelaan anggota TGUPP, Tatak Ujiyati terhadap membela Anies Baswedan yang menggunakan kata “pribumi” dalam pidato kemenangannya.
Uki menyarankan agar pihak Anies Baswedan mengaku salah saja ketimbang memperluas pembahasan ke mana-mana hingga tidak jelas.
Uki mengatakan ini saat merespons rangkaian cuitan Tatak Ujiyati yang membalas netizen soal Anies yang menggunakan kata “pribumi” dalam pidato kemenangannya pada 2017 lalu.
“Tapi di Pidato kemenangan, Anies menegaskan ‘Kemenangan ini adalah kemenangan PRIBUMI’. Gak usah ngeles yha. Udah basi,” kata netizen tersebut, menanggapi pendapat bahwa Anies tidak rasis.
Tatak Ujiyati lantas membalas dengan mempertanyakan apakah kata “pribumi” itu rasis.
“Kata pribumi yg diucapkan Anies justru sebagai penekanan bahwa selama menjabat Anies akan melindungi rakyat kecil yg terpinggirkan,” kata Tatak Ujiyati pada Jumat, 29 April 2022.
“Terbukti itu yang dia lakukan selama memimpin Jakarta kan,” sambungnya.
Tatak Ujiyati melanjutkan bahwa memang ada aturan terkait penggunaan kata pribumi.
Tapi, lanjutnya, peraturan itu dalam konteks perbuatan rasisme/diskriminasi kepada non-pribumi.
“Kalau penggunaannya tidak berkaitan dengan tindak diskriminasi ya tidak masuk,” katanya.
Tatak Ujiyati menambahkan bahwa kata “pribumi vs non Pribumi” jika dibahas dalam konteks bukan hinaan/ diskriminasi, bisa berguna dalam analisa membangun bangsa.
“Contoh Malaysia, data statistik tunjukkan puak melayu tertinggal secara ekonomi dari puak lain. Akhirnya pemerintah buat kebijakan NEP agar puak melayu lebih berdaya,” katanya.
Pernyataan Tatak Ujiyati inilah yang kemudian dibalas oleh Dedek Prayudi atau Uki.
Uki mengatakan bahwa Malaysia dan Indonesia dlaam hal ini jangan disamakan.
“Malaysia itu diverse, UU mereka membedakan citizens mereka berdasarkan 3 ras. Indonesia itu plural, perbedaan antar ras tidak diakui UU,” kata Uki.
“Mendingan ngaku salah aja jadi gak perlu kemana-mana ngelindur,” tambahnya.
S:Makassar terkini