GREATINFOKINI.COM - Politisi Demokrat, Ardi Wirdamulia menilai bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyala...
GREATINFOKINI.COM - Politisi Demokrat, Ardi Wirdamulia menilai bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyalah-nyalahkan penafsiran Al-Maidah 51 untuk kepentingan politik.
Hal ini dikatakan Ardi Wirdamulia saat menanggapi informasi netizen bahwa buku Ahok yang diterbitkan pada 2008 telah menyinggung soal Al-Maidah ayat 51.
“Lha? Ini malah lebih parah. Dari tahun 2008 kawan-kawan Ahok Center udah masang kuda-kuda untuk mainan SARA,” kata Ardi Wirdamulia melalui akun Twitter @awemany, seperti dikutip Terkini.id pada Selasa, 21 Juni 2022.
“Kalau Al Maidah sih jelas sudah ada sejak diturunkan pada Nabi Muhsmmad. Cuma Ahok yang nyalah-nyalahin penafsiran itu ayat buat kepentingan politiknya. Kurang mainan sara nya?” sambungnya.
Adapun netizen yang ditanggapi Ardi Wirdamulia menyebutkan soal buku berjudul “Merubah Indonesia: The Story Of Basuki Tjahaja Purnama” yang diterbitkan pada 2008.
“Baca deh buku CDT (Ahok Center) terbitan 2008, “Merubah Indonesia: the story of Basuki Tjahaja Purnama”, hal. 40 subjudul ‘Berlindung di Balik Ayat Suci’, ulas al-maidah 51. Al-maidah 51 sudah dijajakan jauh-jauh hari oleh mereka,” katanya.
Ditelusuri oleh Terkini.id, pada halaman 40 buku tersebut, Ahok memang menyinggung soal surat Al-Maidah 51.
Ahok mengatakan bahwa ayat ini sengaja disebarkan oleh oknum-oknum elite karena tidak bissa bersaing dengan visi, misi, program, dan integritas pribadi.
“Mereka berusaha berlindung di balik ayat-ayat suci itu agar rakyat dengan konsep ‘seiman’ memilihnya,” kata Ahok.
“Dari oknum elite yang berlindung di balik ayat suci agama Islam, mereka menggunakan surat Al-Maidah 51,” sambungnya.
“Isinya, melarang rakyat menjadikan kaum Nasrani dan Yahudi menjadi pemimpin mereka, dengan tambahan jangan pernah memilih kafir jadi pemimpin. Intinya, mereka mengajak agar memilih pemimpin dari kaum yang seiman,” katanya lagi.
S:Makassar terkini