GREATINFOKINI.COM - Kepala Desa Karang Sari Romsi dan Kepala Desa Margodadi Noven Fahri mengatakan, warga yang tinggal di Kampung Khilafat ...
GREATINFOKINI.COM - Kepala Desa Karang Sari Romsi dan Kepala Desa Margodadi Noven Fahri mengatakan, warga yang tinggal di Kampung Khilafat tak pernah memasang mendera merah putih.
Warga pun membuat KTP ketika memiliki keperluan.
Hal itu diungkapkan kedua kepala desa saat mengikuti rapat upaya pencegahan bersama terhadap Kelompok Anti Pancasila dan NKRI di Aula Krakatau Kantor Dinas bupati Lampung Selatan, Kamis (9/6/2022).
Romsi yang menjadi Kepala Desa Karang Sari mengatakan, pihaknya bersama pihak kepolisian pernah berupaya memasang bendera merah putih saat perayaan HUT Kemerdekaan RI.
Namun, kelompok Khilafatul Muslimin yang berada di kampung Khilafah menolak.
"Waktu itu temen-temen kepolisian dari Polda buat masang bendera saat 17-an, mereka memang tidak pasang. Intinya mereka tidak mau pasang,” kata Romsi.
Kelompok Khilafatul Muslimin tersebut juga tidak mau mengurus atau membuat dokumen kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) apabila tidak ada keperluan.
"Identitas kependudukan itu mereka mau mengurus ketika membutuhkan.”
“Contohnya waktu itu mau pembuatan surat tanah, karena tanah mereka terkena pembebasan lahan tol, namun ada persyaratan yang harus dipenuhi," katanya.
Menurut Romsi, saat itu dirinya meminta warga yang tinggal di kampong Khilafah membuat KTP dan KK.
Dikatakannya, meski tidak mau mengibarkan bendera Merah Putih dan membuat KTP, tidak ada pergerakan atau kegiatan yang mencurigakan serta merugikan masyarakat dilakukan oleh kelompok tersebut.
"Kalau di desa saya selama saya menjabat itu biasa-biasa saja. Artinya tidak ada suatu gerakan yang merugikan masyarakat.”
“Setiap ada kegiatan seperti ronda malam mereka ikut bergabung, tapi tidak semuanya. Kalau salat mereka juga ada yang salat di masjid kami di situ," ucap Romsi.
Dikatakannya, jika kelompok tersebut menggelar kegiatan yang mengundang peserta dari luar daerah, selalu berkoordinasi dengan pihak desa. Pihak desa selalu diundang.
Romsi mengatakan dirinya pernah diajak untuk bergabung ke kelompok tersebut bahkan akan dijadikan Panglima di Desa Karang Sari.
"Jadi pada saat saya pidato ditengah-tengah kehadiran mereka yang ribuan orang banyaknya, saya dipepet.
“Saya ditawarkan untuk jadi Panglima di Karang Sari, saya ditawarkan untuk diajak sampai ke Bogor," kata Romsi.
Sementara Noven Fahri, kepala Desa Margodadi mengatakan, Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyyah (PPUI) Khilafatul Muslimin yang berada di Desa Margodadi tidak pernah mengibarkan bendera Merah Putih.
"Betul mereka tidak pernah pasang bendera dan sekitar kami itu tidak ada yang sekolah disitu," katanya.
Dia menuturkan, kelompok Khilafatul Muslimin itu hingga saat ini terbuka untuk umum. Dirinya pun melakukan pendekatan ke kelompok itu dengan cara berbagi di acara Jumat Berkah.
"Saya pernah masuk kesitu dengan bahasanya melalui Jumat Berkah, sudah berjalan 3 tahun.”
"Alhamdulillah disitu diterima dengan baik, saya salat disitu, makan bersama. Jadi selama ini baik-baik saja," pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus)
S:Tribun Lampung