GREATINFOKINI.COM - Seperti yang diketahui sampai saat ini kasus Brigadir J masih terus menjadi pembahasan. Hingga dugaan pel*ceh4n pun kem...
GREATINFOKINI.COM - Seperti yang diketahui sampai saat ini kasus Brigadir J masih terus menjadi pembahasan.
Hingga dugaan pel*ceh4n pun kembali dibahas padahal ada banyak kejanggalan.
Terkait hal tersebut bahkan pihak LPSK pun menyebut kasus ini unik.
Akhirnya Terungkap 4 Syarat Bagi Putri Candrawathi Jika Mau Jadi Justice Collaborator, ini Kata LPSK
Kejanggalan dalam dugaan pel*ceh4n yang dialami Putri Candrawathi. (Kolase Tribun Manado/ Kompas TV)
Almarhum Brigadir Nopiansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J mendapatkan fasilitas yang lebih dari para ajudan keluarga Irjen Ferdy Sambo yang lainnya.
Salah satunya adalah ia mendapatkan kamar pribadi di rumah pribadi keluarga Sambo di di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengatakan, padahal Ferdy memiliki tujuh ajudan lainnya, mereka tidak memiliki kamar pribadi.
"Brigadir J punya kamar sendiri di Saguling, hanya dia yang punya di Saguling, (ajudan yang lain) enggak," kata Wakil LPSK Edwin Partogi, Senin.
Edwin menuturkan, Brigadir J juga sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Hal ini terlihat dari kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk memegang anggaran kebutuhan semua ajudan Sambo.
Edwin menuturkan, dugaan pel*ceh4n yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri tidak masuk akal.
Pasalnya, dalam rekonstruksi tergambar bahwa setelah peristiwa yang disebut pel*ceh4n itu Putri masih mencari-cari dan memanggil Brigadir J.
"Ketika rekonstruksi masih tergambar bahwa PC masih bertanya kepada RR di mana Yoshua?" ujarnya.
"Jadi korban bertanya-tanya kepada tersangka lain untuk menghadap dirinya ke kamar, itu suatu hal yang unik," lanjutnya.
Padahal, korban kekerasan seksual seharusnya mengalami trauma luar biasa, sementara PC justru masih bisa bertemu dengan Brigadir J.
Selain itu, Putri juga tidak mengusir Brigadir J setelah mengalami dugaan kekerasan s*ksu4l.
Maka Edwin Partogi menilai, tidak masuk akal jika Brigadir J diduga mel*cehkan Putri Candrawathi.
Menurut dia, dalam rekonstruksi pemb*nuh4n Brigadir J, tergambar bahwa setelah peristiwa yang disebut pel*ceh4n itu, Putri memanggil Brigadir J.
"Ketika rekonstruksi masih tergambar bahwa pasca-peristiwa kekerasan seksual di Magelang, PC masih bertanya kepada RR di mana Yoshua? dan Yoshua masih menghadap PC di kamar. Jadi korban bertanya kepada pelaku dan pelaku menghadap korban di kamar, itu suatu hal yang unik," kata Edwin, Senin (5/9/2022).
"Korban kekerasan s*ksual kan mengalami trauma luar biasa, ini (Putri) masih nyari terduga pelaku, dan masih bisa ketemu terduga pelaku di kamarnya. Jadi ya sulitlah untuk dipahami," ujar dia.
Hal yang sulit dipahami lagi, kata Edwin, setelah terjadi dugaan kekerasan seksual, Putri tidak mengusir J. Padahal, saat itu posisi Putri sebagai tuan rumah.
"Kalau dalam konteks kekerasan seksual bisa tinggal sama pelaku itu sulit dipahami, karena korban kan stres trauma depresi, kok masih bisa tinggal serumah?" ucap Edwin.
Edwin juga mempertanyakan sikap Putri yang tak melaporkan dugaan kekerasan s*ksual ke polisi setelah peristiwa terjadi.
Padahal, bila kasus tersebut segera dilaporkan, polisi bisa mendapatkan bukti saintifik berupa hasil visum atau cairan sp*rma yang mungkin tertinggal dari kekerasan s*ksu4l yang terjadi.
"Ibu PC kan istri jenderal, kalau telepon polisi, polisinya datang. Kalau polisi (sudah datang) kan bisa dilakukan visum segera," kata dia.
"Kalau sekarang kan enggak ada yang bisa dibuktikan dari klaim. Dari klaim dugaan kekerasan s*ksual di Magelang saat ini tidak memiliki bukti yang saintifik".
S:tribunnews.com