GREATINFOKINI.COM - Kasus pe*bu*uhan Brigadir J yang menyeret mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo masih terus bergulir. Kasus ini sudah berjala...
GREATINFOKINI.COM - Kasus pe*bu*uhan Brigadir J yang menyeret mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo masih terus bergulir.
Kasus ini sudah berjalan selama 3 bulan namun sampai saat ini belum juga menemui titik terang.
Tidak sedikit pihak menganggap kasus yang juga melibatkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi ini sengaja diperlambat.
Kendati begitu, berbagai fakta terselubung secara perlahan mulai terkuak kebenarannya.
Hingga saat ini pun publik masih menunggu kejelasan status Putri Candrawathi yang sebelumnya bebas dari jeratan bisa saja terkena hukuman penahanan.
Baru-baru ini publik juga dihebohkan terkait isu perselingkuhan antara Putri Candrawathi dan Kuat Maruf.
Selain itu, nama Brigadir J juga dikabarkan ikut nimbrung dalam hubungan terlarang ini.
Dilansir dari akun Youtube Anjas Asmara di Thailand, berdasarkan kabar yang dia dapatkan dari sumber istimewa menyebut Putri Candrawathi dan Brigadir J memiliki hubungan spesial.
Hal ini terkuak dari hasil BAP Susi yang juga ART dari Putri Candrawathi yang diduga bocor.
Menurut sumber istimewa itu, Susi mendengar rintihan m*king l*ve, bahkan bukan hanya mendengar tapi melihat dari sela-sela jendela.
Takut ketahuan Ferdy Sambo, maka Putri Candrawathi playing victim ke Ferdy Sambo didukung sama Kuat Maruf, karena Om Kuat cemburu sama Brigadir J.
Kecemburuan itu diduga dikarenakan Brigadir memegang keuangan rumah tangga.
Menurut Anjas Asmara di Thailand, data tersebut sangat make sense sekali dengan perkembangan kasus Brigadir J saat ini apalagi adanya keterangan baru dari Susi.
Susi menurutnya bisa menjadi salah satu yang dilindungi oleh LPSK karena bisa menjadi kunci atau saksi mahkota dari kasus yang menyeret Ferdy Sambo ini.
Selain itu, sumber istimewa tersebut juga menyebut hubungan antara Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo sudah tidak harmonis.
Ini terbukti pada saat perayaan hari ulang tahun pernikahan mereka terjadi keributan seperti keterangan dari Kamarudin Simanjuntak pengacara Brigadir J.
Kamarudin menyebut kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa Ferdy Sambo pulang lebih dulu.
"Tetapi kalo dalam versi penyidiknya, aku baca melalui keterangannya, kenapa Ferdy Sambo harus pulang terlebih dahulu karena ada acara atau sesuatu hal di jakarta," kata Anjas Asmara di Thailand.
Sementara, Putri Candrawathi dimajukan jadwal pulangnya karena alibinya dia menjadi korban dari Brigadir J atas dugaan pele*eh@n se*sual makannya dia buru-buru pulang.
Menurut Anjas Asmara di Thailand, dugaan pe*eceh4n se*sual tidak masuk akal karena bagaimana mungkin orang yang baru dilec*hkan masih mau pulang satu rombongan bersama.
"Dari di cctv rumah pribadi kita lihat Putri Candrawathi dan Brigadir J masih dalam hitungan menit yang sama bersama sampai dirumah,"
"Bahkan terlihat Brigadir J masih membawakan tasnya dan masih ada komunikasi bahkan masih PCR bersama, terus karantina di rumah bersama, maka bisa kami sebut itu merupakan kejanggalan yang tidak masuk akal," kata Anjas Asmara di Thailand.
Dirinya mengakui, memang ada dua kubu yang percaya dan tidak percaya terkait adanya hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir J ini.
Atau kubu yang kedua yang paling banyak menduga dan percaya bahwa Brigadir J dihabisi karena melaporkan sesuatu hal kepada Ferdy Sambo.
"Motif ini menjadi hal yang penting sekali karena dipercaya bakal menjadi satu hal menjadi pertimbangan yang mulia hakim, apakah ini masuk dalam kategori p*mbu*uhan berencana atau tidak," kata Anjas Asmara di Thaland.
Lanjutnya lagi, kalo dilihat waktu jarak antara rumah pribadi ke rumah dinas yang hitungannya tidak sampai 1 jam.
"Nah kalo terjadi perencanaannya disitu, jatuhnya kayak spontanitas," terangnya.
Menurut Anjas Asmara di Thailand, kalau melihat trendnya dari yang dia baca di rekonstruksi, Putri Candrawathi mengadu pada Ferdy Sambo pada saat di ruang tamu dan Ferdy Sambo langsung menelepon anak buahnya dan langsung mengek*ekusi Brigadir J di rumah dinasnya.
"Ini bisa menjadi satu indikasi spontanitas yang tidak direncanakan, karena tidak sampai satu jam dia spontan langsung mengeks*kusi Brigadir J," jelasnya.
Menurutnya, poin ini bisa meringankan hukuman Ferdy Sambo nanti, karena bisa jadi tidak merujuk ke pembu*uhan berencana.
Dia berharap sidang etik diselenggarakan secara terbuka karena nantinya yang dipertaruhkan sebentar nanti tidak cuma masalah keadilan untuk Brigadir J melainkan nama baik penegak hukum di Indonesia.
Diketahui, sebelumnya isu terkait hubungan perselingkuhan Om Kuat Maruf dengan Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo juga semakin liar di perbincangkan.
Asumsi itu terbangun karena, dalam adegan rekonstruksi di magelang sebelum terjadinya pembunuhan Brigadir J, memperlihatkan Om Kuat Maruf bersama Putri Candrawathi berduaan di dalam kamar.
Dugaan perselingkuhan keduanya memicu berbagai persepsi dari netizen.
Bahkan ada pula seorang wanita dalam unggahan videonya meminta agar penyelesaian perselingkuhan Om Kuat dan Putri Candrawathi bisa dilakukan dengan tes DNA.
"Kalau saya singkat sih, untuk mengambil kesimpulan ini ya, gak usah diperagakan ini itu ini itu, kalo memang perselingkuhan, anak yang umurnya 1,5 tahun itu tes DNA," kata wanita itu dalam cuitan twitternya @P_etkLeeSegh.
"Apakah itu anaknya Ferdy Sambo, anaknya Brigadir J, atau anaknya Kuat, itu aja," tulisnya.
Isu perselingkuhan ini pertama kali terkuak di publik pasca Deolipa Yumara yang juga pengacara dari Brigadir J diundang ke salah satu stasiun TV swasta.
Ia mengatakan, dugaan mantan kliennya yang mencurigai adanya perselingkuhan antara Kuat Maruf dan Putri Candrawathi.
Mantan pengacara Brigadir J tersebut juga menuturkan bahwa kliennya memergoki Putri Candrawathi dan Kuat Maruf sedang making love atau bercinta.
"Kuat dan Putri Candrawathi ketahuan lagi making love oleh Brigadir J. Lalu Josua dikejar, makannya Putri Candrawathi buru-buru melaporkannya ke Rizki supaya datang, sedangkan si Kuat langsung melapor ke Ferdy sambo dengan alasan bahwa Josua lah sebagai pelakunya, padahal brigadir J ini korban," kata Deolipa.***
S:Pikiran Rakyat