GREATINFOKINI.COM - Publik sempat dihebohkan dengan kabar bahwa ijazah milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah palsu. Bahkan, Jokowi sam...
GREATINFOKINI.COM - Publik sempat dihebohkan dengan kabar bahwa ijazah milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah palsu.
Bahkan, Jokowi sampai digugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Jakpus) soal dugaan ijazah palsu tersebut.
Kabar ijazah palsu milik Jokowi ini awalnya disampaikan oleh seorang pria bernama Bambang Tri Mulyono.
Dengan yakinnya, Bambang Tri Mulyono menyebut bahwa ijazah Jokowi adalah palsu.
Banyak orang yang lantas penasaran dengan sosok Bambang Tri Mulyono ini.
Sebab, ia begitu lantang menyuarakan bahwa Jokowi memiliki ijazah palsu.
Lantas siapa sebenarnya Bambang Tri Mulyono ini?
Siapa sangka, Bambang Tri Mulyono ternyata bukanlah sosok sembarangan.
Dilansir AyoJakarta.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa (25/10/2022), pakah tata hukum negara itu menyebut bahwa Bambang Tri Mulyono itu adalah adik dari seorang tokoh pers dari Solo.
Bisa dibilang Bambang bukanlah turunan orang sembarang.
“Yang saya tau, dia juga pernah jadi anggota DPD dan kakaknya itu anggota DPR juga dari partai besar, kalau tidak salah,” ujar Refly Harun.
Lebih lanjut, Refly harun mengatakan bahwa dari kasus ini, pembuktian dengan membawa ijazah asli itu adalah harga mati sesungguhnya.
“Dalam konteks kasus ini ya dan mudah-mudahan pengadilan tidak mengatakan penggugat tidak punya kewenangan atau tidak punya kepentingan karena ini adalah kepentingan masyarakat Indonesia juga,” terang Refly.
Di sisi lain, Refly Harun juga menyebut bahwa apa yang dilakukan Bambang ini termasuk hal yang dilakukan oleh orang kurang kerjaan.
“Iya, saya katakan kurang kerjaan nih Bambang Tri Mulyono, Allahu Akbar!,” lanjut Refly.
Bahkan Refly harun sampai heran dengan aksi Bambang karena sempat-sempatnya mengotak-atik ijazah seorang presiden.
Ia lantas mengingatkan kepada masyarakat seluruh Indonesia agar bisa bersikap bijak dan jangan sampai menghina kepala negara dan sesama warga negara.
“Jadi apa yang harus kita lakukan melakukan klarifikasi untuk mencari kebenaran bukan mencari pembenaran. Ingat ya, yang kita cari adalah kebenaran bukan pembenaran,” tutup Refly Harun.***
S:ayojakarta.com