GREATINFOKINI.COM - Jalani sidang kasus pembunuhan Brigadir J, Susi, ART Ferdy Sambo jadi sorotan. Bagaimana tidak, setiap memberi jawaban,...
GREATINFOKINI.COM - Jalani sidang kasus pembunuhan Brigadir J, Susi, ART Ferdy Sambo jadi sorotan.
Bagaimana tidak, setiap memberi jawaban, Susi selalu mendapat semprot dari sang majelis hakim.
Bahkan majelis hakim pun blak-blakan menyebut ART Ferdy Sambo ini tengah berbohong.
Tudingan yang sama pun diungkapkan oleh Bharada E.
Susi ART Ferdy Sambo keterangannya banyak berbeda antara BAP dan di persidangan
Susi ART Ferdy Sambo keterangannya banyak berbeda antara BAP dan di persidangan (tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti)
Dengan tegas Bharada E menyebut Susi, ART Ferdy Sambo ini telah banyak berbohong dalam persidangan.
Apa saja lima kebohongan tersebut ? simak uraiannya yang telah dihimpun TribunnewsBogor.com dari kanal Kompas TV :
1. Bharada E Protes ke Yosua
Dalam persidangan hari ini, Bharada E menyebut Susi mengurai banyak kebohongan.
Hal keliru pertama yang diungkap Susi menurut Bharada E adalah soal Bharada E yang menegur Brigadir J.
Disebutkan oleh Susi, Bharada E sempat memprotes Yosua yang hendak mengangkat alias menggendong Putri Candrawathi dari sofa.
Padahal menurut Bharada E, ia tidak pernah mengucapkan hal tersebut.
"Keterangan saksi banyak yang bohongnya," ujar Bharada E.
"Bisa disebutkan satu persatu mana yang bohong ?" tanya ketua majelis hakim Wahyu Imam Santoso.
"Pertama, waktu di tanggal 4 (Juli), waktu yang katanya ada pelecehan," ujar Richard.
"Yosua mengangkat Putri ?" tanya Wahyu.
"Itu memang saya lihat.
Bharada E sebut kesaksian Susi ART Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di persidangan banyak kebohongan
Bharada E sebut kesaksian Susi ART Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di persidangan banyak kebohongan (Kompas TV)
Tapi di situ saksi ( Susi) mengatakan saya (bicara) ke Yosua 'jangan gitu lah bang'.
Padahal itu tidak benar.
Saya tidak berkata seperti itu," pungkas Bharada E.
Lebih lanjut, majelis hakim bertanya detail soal kejadian di Magelang.
Yakni tudingan bahwa Brigadir J mengangkat Putri Candrawathi.
"Tadi saudara katakan bahwa Yosua mengangkat (Putri) itu benar mengangkat atau baru mau mengangkat tapi tidak jadi ?" tanya hakim Wahyu.
"Baru mau mengangkat," pungkas Bharada E.
"Pada saat itu PC sakit atau tiba-tiba dia (Yosua) mengangkat ?" tanya hakim Wahyu.
"Saya tidak tahu untuk pada saat itu beliau sakit atau enggaknya.
Karena saya pada saat itu saya di samping, bang Yos datang manggil saya, terus saya ke dalam sama almarhum.
Di situ almarhum meminta saya untuk membantu mengangkat ibu PC.
Tapi saat saya mendekat, PC ini menggelengkan tangan ke saya, jadi saya mundur enggak jadi," imbuh Bharada E.
"Saudara memang diminta bantuan oleh korban (Yosua untuk mengangkat Putri Candrawathi) ?" tanya hakim lagi.
"Benar," ucap Bharada E.
2. Ferdy Sambo Jarang Pulang ke Saguling
Terdakwa Ferdy Sambo tiba untuk menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (20/10/2022). Sidang tersebut beragendakan tanggapan Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas nota keberatan terdakwa Ferdy Sambo.
Terdakwa Ferdy Sambo tiba untuk menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (20/10/2022). Sidang tersebut beragendakan tanggapan Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas nota keberatan terdakwa Ferdy Sambo. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Kebohongan kedua yang diurai Susi menurut Bharada E soal cerita bahwa Ferdy Sambo selalu berada di rumah Saguling.
Faktanya menurut Bharada E, Ferdy Sambo jarang pulang ke rumah Saguling yang ditempati Putri Candrawathi.
Pisah rumah dengan istri, Ferdy Sambo ke Saguling hanya hari Sabtu dan Minggu saja.
"Saksi mengatakan FS lebih sering di Saguling dan saksi sering menyediakan sarapan pagi untuk FS.
Sesuai faktanya, FS ini lebih sering di kediaman di Bangka, sabtu minggu saja baru balik ke Saguling," kata Bharada E.
3. Isolasi di Rumah Bangka
Lebih lanjut, Bharada E pun mengungkap fakta dari kebohongan ketiga Susi di persidangan.
Hal tersebut berkenaan dengan Susi yang menyebut keluarga Ferdy Sambo melakukan isolasi di rumah dinas Duren Tiga.
Menurut Bharada E, seluruh ajudan dan keluarga Ferdy Sambo diisolasi di rumah Bangka saat terkena Covid.
"Pada beberapa bulan lalu FS terpapar Covid-19.
Saya dan beberapa ajudan terkena Covid.
Isolasinya dilaksanakan di kediaman Bangka.
FS kena Covid, setelah itu anaknya yang perempuan kena Covid juga, isolasinya di Jalan Bangka.
Jadi tidak pernah isolasi di Duren Tiga," ujar Bharada E.
4. Brigadir J Punya Kamar di Saguling
Kebohongan keempat yang diurai Susi di persidangan adalah soal Brigadir J yang tak punya kamar di Saguling.
Diungkap Bharada E, almarhum Yosua sejatinya memiliki sebuah kamar di rumah Saguling.
Bahkan kamar tersebut hingga kini masih dipenuhi barang-barang milik Brigadir J.
"Untuk almarhum, tadi saksi mengatakan almarhum tidak memiliki kamar di jalan Saguling.
Saya ingin membantah, karena almarhum memang memiliki kamar di Saguling, kamar ajudan, di situ barang-barang almarhum semua," imbuh Bharada E.
Keterangan Susi ART Ferdy Sambo terus berubah-ubah dan banyak yang salah, di-skakmat majelis hakim
Keterangan Susi ART Ferdy Sambo terus berubah-ubah dan banyak yang salah, di-skakmat majelis hakim (tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti dan YouTube Kompas TV)
5. Susi Lihat Senjata di Mobil
Selanjutnya, Bharada E meyakini bahwa Susi berbohong soal tak melihat senjata di mobil saat perjalanan dari Jakarta ke Magelang.
Menurut Bharada E, senjata tersebut sejatinya berukuran besar.
Karenanya tak mungkin Susi yang satu mobil dengan rombongan tak melihat ada senjata di dalamnya.
"Untuk senpi laras panjang tadi ditanyakan oleh Jaksa apakah saksi ( Susi) melihat ? menurut saya saksi melihat karena untuk senpi laras panjang kan cukup besar, mobil kan cuma berempat orang dari Jakarta ke Magelang pasti kelihatan," ujar Bharada E.
Kesaksian Susi Beda dari BAP
Sementara itu, Susi tampak mengubah kesaksiannya di persidangan.
Sempat menyebut Brigadir J mengangkat Putri Candrawathi di Magelang dalam BAP, Susi mengubah haluannya.
Di depan majelis hakim, Susi menyebut bahwa Brigadir J tidak mengangkat atau menggendong Putri Candrawathi.
"(Putri Chandrawathi) Tidak diangkat (oleh Yosua).
Ibu masih di sofa, enggak lama om Kuat manggil bibi 'sus tolong pindahin ibu ke atas, papah ke atas.
Saya mapah ibu sama om Kuat ke atas," kata Susi.
"Di BAP penyidik kamu bilang diangkat oleh Yosua," pungkas majelis hakim.
"Yosua enggak ngangkat," imbuh Susi.
"Iya, tapi di BAP penyidik keteranganmu itu (Putri) diangkat (Yosua). Yang benarnya yang ini ? yang sekarang ?" tanya majelis hakim.
"Siap pak," jawab Susi.
"Kenapa kamu ubah ? enggak segampang itu mengubah pernyataannya," pungkas majelis hakim.
"Karena saya gugup banget, apa yang sebenarnya yang terjadi, kok saya dipanggil polisi," ucap Susi.
Jadilah yang pertama berkomentar
S:tribunnews.com